UNGKAPAN TRADISONAL MASYARAKAT SERAWAI

TRADISI LISAN

“Ado irus ado nyo, irus tanpan”

Arti   : Ada sendok, ada sayur; tidak ada sendok, tidak ada sayur.

Makna: Ungkapan ini menggambarkan pentingnya peralatan atau sarana dalam bekerja sama. Tanpa alat yang tepat, kerja sama menjadi tidak efektif.

“Arak ngan kuning kuah kambek ikan sekombuth ditutukh”

Arti: Mengharapkan gulai yang sangat enak dengan santan kuning, tetapi ikannya hanya sekepal tangan dan dibuang.

Makna: Ungkapan ini menunjukkan bahwa harapan yang terlalu tinggi seringkali tidak sesuai dengan kenyataan atau hasil yang diperoleh.

“Ado bedading ngambin kanjar, ado bedading ngambin batu”

Arti: Ada bertimbang mendukung kanjar, ada bertimbang mendukung batu.

Makna: Menggambarkan tindakan atau perbuatan yang tidak seimbang atau adil, dan konsekuensinya dapat merugikan.

“Ayam betelogh puetuk ludung”

Arti: Ayam bertelur di atas tumpukan padi.

Makna: Menggambarkan seseorang yang mempunyai peluang besar untuk sukses, tetapi kurang mampu memanfaatkannya.

“Ado cikil ado pancing, ado utang mindak bayekh”

Arti: Ada yang tidak pemurah, ada yang kikir, ada utang tidak dibayar.

Makna: Menggambarkan keadaan atau perilaku yang tidak baik dalam kehidupan bermasyarakat, seperti kikir atau tidak menepati janji.