TRADISI LISAN
Ringit Merupakan salah satu seni tembang daerah yang hidup secara lisan dalam masyarakat, pada umumnya bisa dijumpai pada budaya dan kebudayaan besemah.
Ringit pada masyarakat Kinal Kabupaten Kaur isunya berasal dari kehidupan sosial , ekonomi masyarakat, perjuangan seorang manusia dan semangat kehidupan. Dalam masyarakat Kinal ringit ini lazim diberi makna pesan sesuai kontek sosial dan lingkungan kita.
Secara umum ringit memiliki ciri-ciri sebagai berikut : penyampaian dilakukan secara lisan, dari mulut ke mulut , pengarangnya tidak di ketahui (anonim), berkembang dalam banyak versi, berfungsi kolektif, yakni sebagai media pendidikan, pelipur lara, dan protes sosial , dan merupakan milik bersama dari kolektif tertentu.
Fungsi Ringit pada Masyarakat Kinal dan Padang Guci adalah sebagai hiburan dan ajang silaturahmi, sebagai pengikat perasan solidaritas, sebagai kontrol sosial, sebagai sistem proyeksi, dan bermakna sebagai intropeksi dari sebuah perjalanan hidup. Ringit dapat digunakan pada acara formal misalnya dalam acara pernikahan, kematian dan pertemuan-pertuman antra masyarkat, sedangkan informal dilakukan oleh bujang gadis pada saat sebusikan, ibu-ibu pada saat gajian menghumput, setulungan betanam/ngetam, ngambik puntung , nagmbik daun pisang, mutie kawe dll.
Ringit Merupakan salah satu seni tembang daerah yang hidup secara lisan dalam masyarakat, pada umumnya bisa dijumpai pada budaya dan kebudayaan besemah.
Ringit pada masyarakat Kinal Kabupaten Kaur isunya berasal dari kehidupan sosial , ekonomi masyarakat, perjuangan seorang manusia dan semangat kehidupan. Dalam masyarakat Kinal ringit ini lazim diberi makna pesan sesuai kontek sosial dan lingkungan kita.
Secara umum ringit memiliki ciri-ciri sebagai berikut : penyampaian dilakukan secara lisan, dari mulut ke mulut , pengarangnya tidak di ketahui (anonim), berkembang dalam banyak versi, berfungsi kolektif, yakni sebagai media pendidikan, pelipur lara, dan protes sosial , dan merupakan milik bersama dari kolektif tertentu.
Fungsi Ringit pada Masyarakat Kinal dan Padang Guci adalah sebagai hiburan dan ajang silaturahmi, sebagai pengikat perasan solidaritas, sebagai kontrol sosial, sebagai sistem proyeksi, dan bermakna sebagai intropeksi dari sebuah perjalanan hidup. Ringit dapat digunakan pada acara formal misalnya dalam acara pernikahan, kematian dan pertemuan-pertuman antra masyarkat, sedangkan informal dilakukan oleh bujang gadis pada saat sebusikan, ibu-ibu pada saat gajian menghumput, setulungan betanam/ngetam, ngambik puntung , nagmbik daun pisang, mutie kawe dll.
Menurut tokoh adat Desa Talang Padang Nusman A.R pada tanggal 3 Juli 2015 mengungkapkan asal usul Ringit tidak lepas dari Budaya dan Kebudayaan Suku Basemah atau Besemah yang terbagi menjadi 18 bagian , yakni :
1. Rurah Besemah Libagh (Basemah Lebar )
2. Rurah Mulak – Pagar Gunung (Kabupaten Lahat )
3. Rurah Gumay Tige Jughu (Tiga Segi)
4. Rurah Lematang (Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim )
5. Rurah kikim
6. Rurah Besemah ulu lintang (Kecamatan Jerai)
7. Rurah Besemah Ayik Keghuh (Kecamatan Besemah Air Keruh)
8. Rurah Besemah Ulu Manak (tanjung Sakti)
9. Rurah Besemah Ulu alas (Kecamatan Talo Kabupaten Seluma)
10. Rurah Besemah Palas (Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan )
11. Rurah kisam , Termasuk Bayur di Kabupaten OKU Selatan
12. Rurah Mengkakaw di Kabupaten OKU Selatan
13. Rurah Rebang di Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung
14. Rurah- Rurah Semende Panjang
15. Rurah Inim Dan Ulu Inim
16. Rurah Ulu Ogan (Kecamatan Ulu Ogan) Luas (Kabupaten Kaur.
17. Rurah Kedurang (bengkulu Selatan), padang Guci, Kelam, Kinal ,
18. Rurah Lintang ( Lintang kanan dan Lintang kidaw)
Ringit pada masyarakat Kinal Kabupaten Kaur terbentuk dalam bait-bait maupun baris. Dalam bait dan baris terdapt sampiran dan isi bait dan baris ringit biasanya memiliki konjungsi, reduplikasi, asonansi, sinonim, enversi, persajakan , filler.
Ringit pada masyarakat kinal, Kabupaten Kaur pada hakikinya tunggal. Pada saat pengembangan yang dilakukan oleh dua orang yang berpasangan Ringit tersebut berbentuk panjang yang terdiri atas beberapa bait. Ringit tersebut dipilih berdasarkan kata-kata yang mempeunyai maksud yang sama, dan dilakukan secara bersahut-sahutan . berikut contoh ringit yang dilakukan berpasangan di tandai dengan tanda (A,B) berikutnya :
A
1. oi ndak nginak kebun jambuku
kinai kebun oi jambu keling
ndak nginak kemalang aku
kinai rebun bekeliling
Terjemahan
oi mau lihat kebun jambu ku
lihat kebun jambu keling
mau lihat kesengsaraan aku
lihat embun berkeliling
2. Berbaris susunan pinggan
liku beliku kandang nangke
menangis tersedu segan
mikirka hidup ndik care jeme
Terjemahan
berbaris susunan piring
liku beliku pagar nangka
menangis tersedu sedan
mikirkan hidup tidak seperti orang
B
Buah cengkih tumbuh di utan
tumbuh segimbar ditengah nye
badan sempit bukan pintaan
sangkan tetibe lah libagian
Aduh sangkan tetibe lah libagian
Terjemahan
buah cengkih tumbuh di hutan
tumbuh gembar ditengah nya
kita miskin bukan permintaan
karna dapat lah memang bagian
sangsile batangnye tinggi
ambik buahnye di makan tupai
pesan diwe khayangan tinggi
antaka lemak nanggung kudai
aduh-aduh antaka lemak nanggung kudai
Terjemahan
pepaya batangnya tinggi
ambil buahnya di makan tupai
pesan dewa kayangan tinggi
sebelum senang sengsara dulu
aduh-aduh sebelum senang sengsara dulu.