KESENIAN DENDANG

KESENIAN DENDANG

merupakan salah satu kesenian rakyat yang mempunyai latar belakang agama islam. Syair lagu yang dibawakan terbentuk pantun yang berisikan nasihat-nasihat bahwa dalam kehidupan ini hendaklah selalu teringat kepada Allah. Asal mula kesenian dendang yang terdapat di Kota Bengkulu berasal dari kerajaan Pagaruyung di Sumatra Barat, akan tetapi ada versi lain yang mengatakan bahwa kesenian Dendang berasal dari sebuah cerita atau legenda dua orang kakak beradik yaitu Dang Kumbang dan Ding Kumbang yang mengajari anaknya berlatih silat. Pada waktu berlatih mereka menghentak hentakkan kakinya ke tanah sehingga menimbulkan bunyi “Dang…dung…dung”, sedangkan kata “Den” berasal dari penyebutan kedua orang ini yang berasal dari keturunan bangsawan yang biasa disebut “Raden”. Menurut Bapak M.Kadir dalam bukunya Dendang darek sebagai salah satu jenis dendang di minangkabau, menyatakan bahwa dendang adalah ungkapan jiwa seseorang dalam bentuk sastra lagu yang indah yang berlatar belakang Filsafat. Sedangkan dalam Enslepedia music Indonesia seri A-E disebutkan bahwa dendang berasal dari kata “Denindang” yang pada mulanya berarti saya asuh, indag disempang mempunyai arti mengasuh juga mempunyai menampi, yaitu memisahkan beras dengan atahnya (gabah) dengan jalan mengayun-ayunkan niru secara terus menerussampai beras berpisah dari atahnya. Dalam pengertian mengasuh anak, pekerjaan Deindang ini dilakukan dengan mengayun-ayunkan anak sambil mengeluarkan kata-kata yang bertujuan untuk mendiamkan anak tersebut agar jangan menangis. Kadang-kadang kata-kata yang terucap mengandung irama. Suatu bentuk seni ataupun sastra lesan sudah pasti memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat. Begitu juga dengan seni dendang melayu Bengkulu. Kekhasan Seni Dendang Melayu Bengkulu adalah dalam bentuk penyajiannya karena tidak hanya bunyi instrument dan lagu yang dibawakan akan tetapi ada gerak tari yang mengiringi penyajian atau kegiatan Dendang. Keseniaan Dendang dalam penyajiannya memilik warna dan keunikan tersendiri. Keunikan itu terlihat dari setiap personil pemainnya. Semua laki-laki yang rata umurnya diatas 30 tahun. Adanya penari yang terdiri dari orang-orang tua sekaligus sebagai personil dan tidak ada penari atau personil perempuan. Dendang dapat dilakukan diteras rumah maupun diatas penghujung atau panggung yang dibuat khusus. Dendang menggunakan busana yang sederhana terdiri dari kain, jas dan peci berwarna hitam. Meraka bernyanyi dan menari dengan tarian yang sangat mirip dengan gerakan silat.